Jumat, 21 November 2014

Dalam Diam

Lisan ini, tak harus berbicara kan?
Mata ini, tak harus berair kan?
Terdiam dalam keramaian..

karena......
tak selamanya berucap itu indah..
tak semua jeritan berakhir pengertian..
dan tak semua air mata berujung senyuman..

dalam diam,
aku merasa..
aku mencinta..

dalam diam..
senyum ini tersamarkan..
juga air mata ini, bak fatamorgana dalam gurun pasir..

namun, dalam diam
tetaplah ada hati yang peka
yang merasa, mencinta, dan menangis tanpa terlihat..

biarkan mereka berjalan dalam celotehan
namun aku tetap terdiam
membagi kisah hany untuk diriku
tanpa meminta kalian untuk peduli..

biarkan aku sendiri
dalam diam 
karena inilah duniaku..

Selasa, 29 Juli 2014

Ntahlah?

Aku labil. Karenamu, aku kembali berhasil menyakiti hati orang lain lagi. Dia sosok yang ku harapkan. Penuh kasih, selalu ada untukku, dan berani berkomitmen dengan jelas akan dibawa kemana hubungan kami kelak.
Tp lagi lagi dia tak mampu menembus hatiku. Kesetiaannya padaku selama 3 tahun, pengorbanannya menungguku dan merasakan sakit akibat cinta tak terbalas hanya menumbuhkan simpati. Aku tak bisa lepas dari angan tentangmu meski telah bersama dia. Hatiku semakin perih dibandingkan dulu kala aku menangisi kepergianmu.

Jumat, 25 Juli 2014

Bahagia?

Kala itu, aku sangat bahagia mendengar kelulusanmu disana. Aku bahagia karena engkau berhasil. Aku bahagia walau konsekuensinya kita berjauhan. Aku bahagia kala itu walaupun tak dapat berkomunikasi. Aku bahagia mendengarmu menikmati kehidupanmu disana. Walaupun disini aku berusaha keras bertahan dalam keadaan.
Saat itu, kau mulai jarang menghubungi ku. Aku tetap bahagia karena dalam benakku terbayang senyummu yang bahagia dengan hidup mu disana. Tapi aku juga khawatir, apa kau baik-baik saja? Bagaimana makanmu? Istirahatmu cukup kah? Tapi aku tetap bahagia..
Kala itu, saat aku berada disana, aku bahagia. Dapat meluapkan kerinduanku padamu. Melihatmu sehat dan baik-baik saja, aku bahagia.
Ternyata takdir berkata lain. Kita berpisah ditengah pertemuan setelah perpisahan yang begitu lama. Ah tentu saja hatiku terluka. Tapi ku coba untuk bahagia dengan membayangkan kau bahagia dengan kehidupanmu setelah tak lagi ada "kita" antara aku denganmu..
Bukankah cinta berarti bahagia?

Wanita..

Tak selamanya logika sanggup menguasai. Tak selamanya logika sanggup membuat tawa dan menghapus luka . jika nurani berbicara, logika terdiam dan mencoba mencari pembenaran.
Seperti hati wanita. Ketegarannya bertahan dalam nurani kesetiaan walaupun hidup berbalut luka. Luka karena menahan amarah, luka yg tertabur garam kala harus tertawa padahal tetes air mata bak air bah yg membuncah ingin keluar. Terluka karena mencinta..
Wanita tak mudah merasa nyaman dgn seorang pria. Tak mudah percaya dan berbagi rasa kepada kaum adam. Namun kala dia mencinta, kesetiaannya mengalahkan segalanya. Meski harus mencinta dalam luka..
Ia memilih bertahan bersama dia daripada harus membangun komitmen dari awal.
Cinta wanita, menyembuhkan luka yg ada.

Minggu, 20 Juli 2014

bersembunyi dalam kebohongan

Ia seperti api
Kebohonganku
Amarahku..

Ia bagai air bah
Meluluh lantakkan semuanya
Membuka gerbang kebencian

Ia seperti pedang
Bagai belati tajam yg menggores nurani

Mata ini tak lagi berair
Lisan ini tak lagi memaki..

Namun, hati ini terluka
Menebarkan amarah dan kebencian dalam raga
Dan
Tersiksa karena masih mencintainya..

Mencintai dalam luka.
Sampai kapan?
Akankah hati ini dapat kembali dan menemukan dia yg lain?

Aku mencintaimu...
Dalam diam dan tanpa kau tau

Rabu, 09 Juli 2014

hanya opini seorang wanita

Cinta..
aku tidak yakin ia benar-benar ada. bahkan apa itu cinta pun aku tak tau..
hidup ini sudah terlalu merepotkan dengan urusan pribadiku. menurutku, tak perlu lagi kita menambah kesusahan hidup dengan menghadirkan orang lain dalam jalan takdir kita. bukannya membantu, sosok asing itu malah akan menambah kesedihan dan kegelisahan saja. dengan adanya sosok itu, tumbuh lagi penyakit hati yang lebih menyisa lagi. seperti curiga dan cemburu. memang kadang kala sosok itu mampu membuat kebahagiaan yang luar biasa indahnya. tapi itu hanyalah sesaat. bayangan fatamorgana yang mengecewakan. dalam 1 menit, ia mampu menerbangkan kita ke langit. tapi dalam kedipan mata, dia menghentakkan kita ke bumi. uhh, sakitnya luar biasa.
cinta..
ah, entahlah apa itu. ada yang bilang aku berfikir seperti ini karena sedang terluka. lg broken heart. mungkin mereka benar. tapi aku tak peduli, terbukti kan cinta membuat ku penuh kebencian dan amarah. cinta juga yang membuat seseorang menjadi munafik. berkata 'aku memaafkanmu' padahal hatinya menangis dan d penuhi luapan api amarah. berkata 'aku mencintaimu' padahal d hatinya tak ada sedikitpun rasa cinta.
cinta..
mematahkan logika mendahulukan perasaan. di akhiri dengan tangisan..
sungguh suatu kenyataan yang tragis ya..
cinta..
aku belum memikirkannya. tapi suatu saat, aku ingin mematahkan semua opini burukku ini. mencari kedamaian dalam cinta dan kasih sayang. biarkan saat ini aku berfikir seperti ini, membuatku fokus pada diriku sendiri dahulu. kelak, jika aku akan menuliskan keindahan cinta pada halaman yang berbeda. bersama dia..
suatu saat nanti yang tidak tau itu kapan.
ahh, maafkan. bukan aku plin plan dengan ucapanku. namun tidak dosa bukan aku mengungkapkan apa yang kufikirkan. hanya opini seorang wanita..

Kamis, 10 Oktober 2013

sebuah senyuman

saat itu aku merasakan kesakitan.tubuhku bergetar dan tak mempunyai tenaga untuk bergerak memberikan posisi yang nyaman pada tubuh ini. dan tak lama aku tak sadarkan diri. cukup lama aku tak sadar hingga akhirnya aku mulai bisa membuka mataku secara perlahan. namun tak ada bedanya. tubuhku masih terasa sangat lemas. kepalaku pusing dan tak lama aku tak sadarkan diri lagi. begitu seterusnya hingga 1 jam kemudian aku tak juga menunjukkan pertanda akan membaik. akhirnya aku dibawa ke klinik. namun apa yang terjadi? perawat di sana mengatakan aku hanya cari perhatian. Astaghfirullah.. bagaimana mungkin aku mencari perhatian dengan cara tersebut?? aku kesakitan. kupaksakan diri untuk bangun ketika teman-temanku menjemputku. aku berusaha keras untuk berjalan dan secepatnya meninggalkan ruangan itu. namun lagi-lagi aku tidak kuat menahan tubuhku sendiri dan aku pingsan lagi.
hatiku sakit. selama ini aku mencoba tegar dan mencoba menghadapi semuanya sendiri. aku tidak ingin orang-orang tau tentang penyakitku. tetapi kenapa dengan sikap tegar yang selama ini kuciptakan tetap tidak ada yang menghargaiku??